I.
KONSEP TEORI BERMAIN
A.
Pengertian
Bermain
adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan (Foster, 1989).
Bermain
adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadarinya (Miller dan Keong, 1983).
Bermain sama
dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting dalam
kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan
stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak
(Champbell dan Glaser, 2005).
B.
Fungsi
1.
Perkembangan Sensori
a.
Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
b.
Meningkatkan perkembangan semua indra
c.
Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
d.
Memberikan pelampiasan kelebihan energi
2.
Perkembangan yang intelektual
a.
Memberikan sumber – sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran
b.
Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna.
c.
Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
d.
Kesempatan untuk mempraktikan dan memperluas keterampilan berbahasa
e.
Memberikan kesempatan untuk melatih masa lalu dalam upaya mengasimilasinya
kedalam persepsi dan hubungan baru
f.
Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi
dan realita.
3.
Perkembangan sosialisasi dan moral
a.
Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.
b.
Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan.
c.
Mengembangkan keterampilan sosial
d.
Mendorong interaksi dan perkembangan sikap positif terhadap orang lain.
e.
Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui standar moral.
4.
Kreativitas
a.
Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif
b.
Memungkinkan fantasi dan imajinasi
c.
Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus
5.
Kesadaran diri
a.
Memudahkan perkembangan identitas diri
b.
Mendorong pengaturan perilaku sendiri
c.
Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri)
d.
Memberikan perbandingan antara kemampuasn sendiri dan kemampuan orang lain.
e.
Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat
mempengaruhi orang lain
6.
Nilai Teraupetik
a.
Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
b.
Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam
bentuk yang secara sosial dapat diterima
c.
Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang
aman.
d.
Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan,
rasa takut, dan keinginan.
C.
Tujuan
1.
Untuk melanjutkan tumbuh kembang yg normal pada saat sakit.
Pada saat sakit anak mengalami
gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
2.
Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat
efektif untuk mengsekspresikan berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3.
Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya
pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk mencipakan sesuatu seperti yang ada dalam
pikirannya.
4.
Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.
D.
Prinsip – prinsip Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar aktifitas bermain bisa menjadi
stimulus yang efektif :
1.
Perlu ekstra energi
Bermain memerlukan energi yang cukup
sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai. Asupan atau intake yang kurang
dapat menurunkan gairah anak. Anak yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang
bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif.Pada anak yang sakit
keinginan untuk bermain umumnya menurun karena energi yang ada dugunakan untuk
mengatasi penyakitnya.
2.
Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu
untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak
akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya.
3.
Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus
disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Orang tua hendaknya
memperhatikan hal ini sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi
dengan benar dan mempunyai unsur edukatif bagi anak.
4.
Ruang untuk bermain
Aktifitas bermain dapat dilakukan di
mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu
ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan, di mana ruangan
tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan permainannya.
5.
Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari
mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau diberitahu oleh orang tuanya.
Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan berkembang
pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan tersebut. Orang tua yang tidak
pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan yang diberikan, umumnya
membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi kurang hangat.
6.
Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan
teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di
mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri. Bermain
yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang
dialami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk mengembangkan sosislisasi anak dan
membantu anak dalam memahami perbedaan.
E.
Faktor yang Mempengaruhi Bermain
1.
Tahap perkembangan anak
Aktivitas bermain yang tepat harus
sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua dan Perawat
harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
2.
Status kesehatan anak
Aktivitas bermain memerlukan energi
maka Perawat harus mengetahui kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan
permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak
yang sedang dirawat di RS.
3.
Jenis kelamin
Pada dasarnya dalam melakukan
aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
namun ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat
mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya
tuntutan perilaku yang berbeda antara laki – laki dan perempuan dan hal ini
dipelajari melalui media permainan.
4.
Lingkungan yang mendukung
Lingkungan yang cukup luas untuk
bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang untuk bermain.
5.
Alat dan jenis permainan yg cocok
Pilih alat bermain sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang anak. Alat permainan harus aman bagi anak.
F.
Alat Permainan Edukatif
Alat permainan edukatif adalah alat
permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usia
dan tingkat perkembangannya.
Contoh alat permainan pada balita dan perkembangan yang distimuli :
1. Pertumbuhan fisik dan motorik kasar
Contoh : Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
2.
Motorik halus
Contoh : Gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3.
Kecerdasan/ kognitif
Contoh :
Buku gambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil, warna, dll.
4.
Bahasa
Contoh :
Buku bergambar, Buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
5.
Menolong diri sendiri
Contoh :
Gelas/ piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki, dll.
6.
Tingkah laku sosial
Contoh : Alat permainan yang dapat dipakai bersama missal congklak, kotak pasir,
bola, tali, dll.
G.
Klasifikasi Bermain
1.
Menurut isi permainan
a.
Sosial affective play
Inti permainan ini adalah hubungan
interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan orang lain (contoh:
ciluk-baa, berbicara sambil tersenyum dan tertawa).
b.
Sense of pleasure play
Permainan ini sifatnya memberikan
kesenangan pada anak (contoh: main air dan pasir).
c.
Skiil play
Permainan yang sifatnya meningkatkan
keterampilan pada anak, khususnya motorik kasar dan halus (misal: naik sepeda,
memindahkan benda).
d.
Dramatik Role play
Pada permainan ini, anak memainkan
peran sebagai orang lain melalui permainanny. (misal: dokter dan perawat).
e.
Games
Permainan yang menggunakan
alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor (Contoh : ular tangga,
congklak).
f.
Un occupied behaviour
Anak tidak memainkan alat permainan
tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya, yang
digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk,
memainkan kursi, meja dsb).
2.
Menurut karakter sosial
a.
Onlooker play
Anak hanya mengamati temannya yang
sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisifasi dalam
permainan (Contoh: Congklak/Dakon).
b.
Solitary play
Anak tampak berada dalam kelompok
permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya
dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan temannya dan tidak
ada kerja sama.
c.
Parallel play
Anak menggunakan alat
permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi
kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tidak ada
sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia toddler.
d.
Associative play
Permainan ini sudah terjadi
komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi,
tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (Contoh: bermain boneka,
masak-masak).
e.
Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok
tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin
(Contoh: main sepak bola).
3.
Menurut usia
a.
Umur 1 bulan (sense of pleasure play).
Visual : dapat melihat dgn jarak dekat
Audio : berbicara dgn bayi
Taktil : memeluk, menggendong
Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
b.
Umur 2-3 bln
Visual : memberi objek terang, membawa bayi
keruang yang berbeda
Audio : berbicara dengan bayi,memyanyi
Taktil : membelai waktu mandi,
menyisir rambut.
c.
Umur 4-6 bln
Visual : meletakkan bayi didepan kaca,
memebawa bayi nonton TV.
Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil
namanya, memeras kertas.
Kinetik : bantu bayi tengkurap, mendirikan
bayi pada paha ortunya.
Taktil : memberikan bayi bermain air.
d.
Umur 7-9 bln
Visual : memainkan kaca dan membiarkan main
dengan kaca serta berbicara sendiri.
Audio : memanggil nama anak, mngulangi
kata-kata yang diucapkan seperti mama, papa.
Taktil : membiarkan main pada air
mengalir.
Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih
meloncat.
e.
Umur 10-12 bln
Visual : memperlihatkan gambar terang dalam
buku.
Audio : membunyikan suara binatang tiruang,
menunjukkan tubuh dan menyebutnya.
Taktil : membiarkan anak merasakan
dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin.
Kinetik : memberikan anak mainan besar yang dapat
ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta.
f.
Umur 2-3 tahun
Paralel play dan sollatary play
Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang
(sering merusak mainan)
Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.
g.
Preschool 3-5 thn
Associative play , dramatik play dan skill play.
Sudah dapat bermain kelompok
Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran.
h.
Usia sekolah
Cooperative play
Kumpul prangko, orang lain.
Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
Dapat belajar dengan aturan kelompok
Laki-laki : Mechanical
Perempuan : Mother Role
i. Mainan untuk Usia Sekolah :
6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis,
mencatat, sepeda.
8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu,
olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.
j.
Masa remaja
Anak lebih dekat dengan kelompok
Orang lain, musik,komputer, dan bermain drama.
H.
Bermain di Rumah Sakit
Perawatan di Rumah Sakit merupakan
pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi anak maupun orang tua. Untuk
itu, anak memerlukan media yang dapat mengeskpresikan perasaan tersebut dan
mampu bekerja sama degan petugas kesehatan selama dalam masa perawatan.
Aktivitas bermain yang dilakukan
perawat pada anak di RS akan memberikan keuntungan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan hubungan klien dan perawat
2.
Aktivitas beramain yang terpogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak.
3.
Permainan di RS membantu anak mengekspresikan perasaannya.
4.
Permainan yang terapeutik akan membentuk tingkah laku yang positif.
Prinsip – prinsip bermain di rumah sakit :
1. Permainan yang tidak
membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.
2. Relatif aman dan terhindar dari infeksi
silang.
3. Sesuai dengan kelompok usia.
4. Peramainan tidak boleh bertentangan dengan terapi yang sedang dijalankan.
5. Perlu partisipasi orang tua dan keluarga.
Tekhnik Bermain di Rumah Sakit :
1.
Berikan alat permainan untuk merangsang anak bermain sesuai dengan
umur perkembangannya
2.
Berikan cukup waktu dalam bermain dan menghindari interupsi
3.
Berikan permainan yang bersifat mengurangi sifat emosi anak
4.
Tentukan kapan anak boleh keluar atau turun dari tempat tidur sesuai dengan
kondisi anak
II. TERAPI
BERMAIN ULAR TANGGA EDUKATIF UNTUK USIA 6 – 12 TAHUN
A.
Deskripsi
Ular
tangga adalah permainan
papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan
permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar
sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan
kotak lain. Dalam permainan ular tangga edukatif ini, kelompok memodifikasi
papan ular tangga menjadi kotak – kotak yang berisi gambar – gambar edukatif
untuk membantu pengembangan intelektual anak.
Setiap pemain mulai dengan
bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara
bergiliran melemparkan dadu. Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain
mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke ujung
tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, mereka harus turun ke
kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir.
Biasanya bila seorang pemain
mendapatkan angka 6 dari dadu, mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila tidak,
maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.
B.
Jenis Permainan
Jenis permainan ini adalah Games.
Games adalah permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan / skor.
C.
Tujuan
1.
Umum :
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak
usia sekolah (6 -12 tahun) selama kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat
bermain sambil belajar mengenal tanda umum anak bergizi baik.
2.
Khusus :
Bagi anak:
Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
Dapat mengenal tanda – tanda anak bergizi baik
Dapat mengembangkan imajinasi
dan mengingat peraturan permainan
Dapat berlatih bersosialisasi
Dapat berlatih bersikap sportif
Dapat mengurangi kecemasan dan
ketegangan pada anak
Dapat belajar pramatematika yaitu
saat menghitung langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik – titik
yang terdapat pada dadu.
Bagi perawat:
Membangun trust antara
pasien anak dan perawat
Mampu
mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 6-12 tahun
Mampu mengenal
karakter tiap anak usia 6-12 tahun
D.
Sasaran
Kriteria
Klien
1. Anak yang berumur usia sekolah ( 6-12tahun )
2. Anak kooperatif
3. Anak dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain.
E.
Setting Ruangan
= Anak
I
= Fasilitator I
= Anak
II
= Fasilitator II
= Anak
III
= Observer
= Leader
F.
Uraian Tugas Kelompok
1.
Leader : Muhammad Wahyu Putra
Bertugas untuk menjelaskan aturan permainan
Memulai dan memimpin permainan
Mengatur jalannya permainan
2. Fasilitator: Meriza
Efialis
Bertugas mendampingi anak selama permainan
Membantu anak apabila mengalami kesulitan saat bermain
Membantu leader dalam penyediaan fasilitas permainan
3. Obsever: Ade Irawan
Bertugas untuk mengamati jalannya dan respon anak selama permainan
berlangsung.
Melakukan
evaluasi proses dan hasil permainan
G.
Perilaku Anak yang diharapkan
1. Anak dapat mengatur strategi
dan kecermatan.
2. Anak dapat mengenal tanda – tanda
anak bergizi baik
3. Anak dapat mengembangkan
imajinasi dan mengingat peraturan permainan
4. Anak dapat berlatih bersosialisasi
dengan teman – temannya
5. Anak dapat berlatih bersikap sportif
6. Anak dapat mengurangi kecemasan dan
ketegangan
7. Anak dapat belajar pramatematika
yaitu saat menghitung langkah pada permainan ular tangga dan menghitung titik –
titik yang terdapat pada dadu.
H.
Analisa Kondisi Anak
1.
Anak sehat
2.
Anak sekolah berusia 6-12 tahun
3.
Anak kooperatif
4.
Anak antusias
I.
Analisa Situasi
1. Tempat
Menyesuaikan dengan jadwal
laboratorium.
2. Waktu
Program terapi ini dilakukan sesuai jadwal laboratorium.
3.
Jumlah peserta
Jumlah peserta terapi bermain ini
direncanakan sejumlah 3 anak.
4.
Jumlah perawat
Jumlah perawat yang memberikan terapi ini adalah 4 orang.
5.
Peralatan
a.
Alas duduk
b.
Alat permainan ular tangga
J.
Rencana Pelaksanaan
1.
Persiapan (5 menit)
-
Eksplorasi perasaan perawat
-
Mengingat kembali konsep permainan
-
Persiapan anak, alat dan tempat oleh fasilitator
2.
Pelaksanaan (20 menit)
-
Perkenalan anggota terapis dan salam oleh Leader
-
Kontrak waktu permainan oleh Leader
-
Penjelasan permainan oleh Leader
-
Fasilitator menyiapkan permainan
-
Permainan dimulai oleh Leader
-
Observer mengamati jalannya permainan
-
Fasilitator mendampingi anak dalam bermain
3.
Evaluasi (5 menit)
-
Evaluasi proses dan jalannya permainan oleh observer
-
Memberikan reinforcement
-
Permainan diakhiri dan ditutup oleh Leader
4.
Antisipasi Masalah
a.
Bertengkar dengan anak yang lain
Lerai anak dari perselisihan. Libatkan fasilitator dalam melerai
perselisihan
Menanyakan
alasan mengapa bertengkar dan memberikan pengertian pada anak bahwa bertengkar
itu tidak baik.
Biarkan anak
tenang dahulu, jangan memaksa anak untuk melanjutkan permainan
Jika anak
sudah tenang, bujuk anak untuk saling memaafkan dan melanjutkan permainan
b. Menangis
Tanyakan pada anak alasan ia menangis
Lakukan pendekatan yang baik untuk menenangkan anak
Setelah anak tenang, motivasi untuk
melanjutkan permainan
c. Ingin BAK/BAB
Sebelum
permainan dimulai, anak dipersilahkan untuk BAK/BAB
Jika saat
permainan berlangsung, anak ingin BAK/BAB maka ditemani oleh fasilitator
d.
Anak tiba – tiba tidak mau bermain
Tanyakan pada anak mengapa ia tidak mau bermain
Jika
memungkinkan, bujuk anak untuk bermain lagi
Jika anak mengatakan capai atau lelah, anjurkan anak untuk istirahat dan
bermain dapat dilakukan lain waktu
e. Bosan
Berikan
permainan selingan, seperti ice breaking dan relaksasi ringan
Terapis
membuat situasi yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi
Proses Evaluasi
Ø
Anak
terlibat dan aktif dalam terapi bermain
Ø
Anak mengikuti terapi bermain sampai selesai
Ø
Anak mau berinteraksi dengan anak lain dan perawat
Ø
Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui permainan yang telah
dilakukan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bermain
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja
bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan
bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah
Sakit.
B.
Saran
Terapi
bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga
disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain
Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012.
www.nursingbegin.com
Soetjiningsih.
1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003.
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
wadddd
BalasHapusBayar Pakai Dengan Pulsa AXIS XL TELKOMSEL
BalasHapusAnda Dapat Bermain Setiap Hari dan Selalu Menang Bersama Poker Vita
Capsa Susun, Bandar Poker,QQ Online, Adu Q, dan Bandar Q
Situs Situs Tersedia bebebagai jenis Permainan games online lain
Sabung Ayam S1288, CF88, SV388, Sportsbook, Casino Online,
Togel Online, Bola Tangkas Slots Games, Tembak Ikan, Casino
Terima semua BANK Nasional dan Daerah, OVO GOPAY
Whatsapp : 0812-222-2996
POKERVITA